Memasyarakatkan Olahraga Kayak, Himakpa ITN Malang Adakan Sinau Bareng
Salah satu peserta “Sinau Bareng Berkayak #1” Himakpa ITN Malang sedang belajar mengendalikan perahu. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Himpunan Mahasiswa Teknik Pencinta Alam (Himakpa), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) sukses menggelar kegiatan, “Sinau Bareng Berkayak #1”. Kegiatan yang berkolaborasi dengan Forum Silaturahmi (ForSil) Mapala se-Malang Raya, dan Komunitas Kayak Malang ini diadakan di Kolam Renang Embung Cempaka Pakis, Kabupaten Malang pada Senin (10/7/2023) lalu.
Kayak merupakan olahraga air yang mengharuskan peserta untuk mengendalikan sebuah perahu menggunakan dayung. Sekilas, kayak merupakan olahraga arung Jeram/rafting. Perbedaannya kayak dilakukan sendiri, sedangkan rafting berkelompok. Di Indonesia olahraga kayak masih memiliki sedikit penggemar, karena akses untuk belajar belum maksimal. Hal ini dikarenakan belum adanya federasi atau kelompok yang fokus pada kegiatan kayak (khususnya di Jawa Timur). Padahal alam Indonesia sangat menunjang olahraga yang memicu adrenalin ini.
Sejalan dengan itu, Himakpa ITN Malang menggelar Sinau Bareng Berkayak yang bertujuan untuk memasyarakatkan olahraga kayak, serta menemukan bibit-bibit baru olahraga kayak. “Sebenarnya target pesertanya siswa pencinta alam (Sispala) pelajar SMA/SMK, dan Mapala Malang Raya. Tapi karena banyak yang tertarik akhirnya terbuka untuk semua,” ujar Moch Ilham Efendi ketua panitia saat ditemui di Ruang humas ITN Malang beberapa waktu lalu.
Baca juga : Olahraga Menantang, Anggota Himakpa Juara Harapan Rafting Piala Wali Kota Surabaya
Sinau bareng berkayak diikuti sekitar 35 peserta, dengan total 100-an partisipan. Peserta berasal dari Surabaya, Jombang, Blitar, Kediri, Trenggalek, Malang Raya, dan lain sebagainya. Sementara untuk partisipan berasal dari Mapala (mahasiswa pencinta alam) Malang Raya, Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Malang, dan FAJI Mojokerto.
Himakpa ITN Malang “Sinau Bareng Berkayak #1” kolaborasi dengan Forum Silaturahmi (ForSil) Mapala se-Malang Raya, dan Komunitas Kayak Malang. (Foto: Istimewa)
Menurut Ilham, kayak merupakan olahraga yang dilakukan di sungai yang berarus deras, namun ada juga yang berolahraga di perairan tenang. Seperti halnya saat belajar kayak harus dilakukan di perairan tenang seperti halnya di kolam. Maka, Embung Cempaka yang memiliki kolam cukup luas dengan air yang sangat jernih, sumber air yang masih terjaga, serta harga tiket terjangkau menjadi tempat alternatif belajar kayak.
Dikatakan Ilham, olahraga sungai seperti rafting atau kayak memiliki tingkatan jeram pada sungai. Secara internasional tingkatan/grading arus sungai terbagi dalam 6 kelas, yaitu grade I sampai VI. Tingkat I adalah yang paling ringan dan mudah, cocok bagi pemula karena tidak ada rintangan. Untuk rafting sendiri biasanya berada di tingkatan arus sungai I – V. Sementara kayak bisa sampai ke tingkat VI.
“Tingkat 6 paling ekstrim. Arus sungai deras, banyak rintangan, dan berbahaya. Hanya profesional yang diijinkan,” imbuhnya.
Baca juga : Keren! Abdul Hanif Akbar Raih Lima Kejuaraan Kejurnas Grasstrack Region 3 2023
Untuk berlatih kayak seharusnya dengan instruktur, karena olahraga ini tidak mudah. Di “Sinau Bareng Berkayak #1”, Himakpa mendatangkan dua instruktur, dari Komunitas Kayak Malang dan ALB Himakpa ITN Malang. Peralatan olahraga kayak memakai sebuah perahu dengan dek tertutup, dengan posisi duduk terentang, dan dayung bermata dua. Kayak terbuat dari plastik HDPE. Berbeda dengan rafting yang perahunya berbahan karet PVC.
Ilham menyarankan bagi pemula yang ingin belajar kayak, awalnya belajar mendayung dahulu untuk mencari kenyamanan. Kalau sudah merasa nyaman baru ke tahap selanjutnya. “Di Malang olahraga kayak sudah ada, tapi masih terbatas pada kalangan tertentu. Makanya, dengan program ini Himakpa mencoba memasyarakatkan kayak. Semoga kedepannya bisa berkelanjutan. Setelah kemarin pengenalan (kayak), bisa dilanjutkan dengan materi lebih dalam untuk kemudian bisa turun ke sungai,” tandasnya. Kayak di Himakpa ITN Malang masuk dalam Divisi ORAD (Olahraga Arus Deras). (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)