
Pesta Sewindu Gereja Santo Thomas Aquinas ITN Malang: “Marhunjut di Adat, Martumbuh di Haporseaon”
Pesta Sewindu Gereja Santo Thomas Aquinas ITN Malang ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Romo Hubertus Tangguh Ardi Wardana, Pastor Paroki Gereja St. Albertus de Trapani Blimbing Malang.
Malang, ITN.AC.ID – Gereja Santo Thomas Aquinas Kampus 2 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) merayakan pesta sewindu (8 tahun) peletakan batu pertama pada Minggu, (23/02/2025). Perayaan ini dimulai dengan Misa Minggu ke-7 dan pesta jajanan rakyat yang meriah.
Mengangkat nuansa Sumatra, terlihat umat mengenakan pakaian adat nusantara. Mengangkat tema “Marhunjut di Adat, Martumbuh di Haporseaon” yang memiliki arti “Berakar dalam Tradisi, Bertumbuh dalam Iman”. Tema ini menekankan pentingnya kebersamaan dalam membangun gereja yang sinodal (berjalan bersama) dan melibatkan umat.
Ketua pelaksana, J. Dwi Suhartono menyampaikan, perayaan sewindu merupakan wujud syukur atas berdirinya gereja selama 8 tahun (2017 – 2025). “Hari ini kami Misa Minggu biasa ke-7 dengan intensi (ujub) misa, syukur atas 8 tahun, atau sewindu peletakan batu pertama Gereja Santo Thomas Aquinas ITN Malang,” ujarnya saat ditemui usia misa.
Menurut Dwi, tanggal tepatnya peletakan batu pertama gereja adalah 25 Februari, namun perayaan dimajukan untuk menyesuaikan dengan jadwal misa terdekat. Setelah misa syukur, acara dilanjutkan dengan pesta jajanan rakyat yang rutin diadakan setiap tahun. Berbagai jajanan tersaji mulai jajanan pasar seperti kue basah, polo pendem, hingga berbagai minum kopi, teh, wedang uwuh, air putih, dan sebagainya.
Baca juga:Perayaan Natal ITN Malang Rektor Ajak Sivitas Akademika Sambut Tahun 2025 dengan Semangat Baru
Membuka acara pesta sewindu peletakan batu pertama gereja, diawali dengan pelepasan balon oleh Anak Sekami, kemudian dilanjut dengan pemotongan tumpeng. Romo Hubertus Tangguh Ardi Wardana, Pastor Paroki Gereja St. Albertus de Trapani Blimbing Malang melakukan pemotongan tumpeng dan diserahkan kepada Maverick Tristan Hananto perwakilan Anak Sekami (Anak Katolik yang tergabung dalam Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner (Sekami)), serta kepada F.X. Ari Wibisono sebagai perwakilan pengurus gereja.
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Kristen (KMK) ITN Malang menarikan Tari Nusantara pada Pesta Sewindu Gereja Santo Thomas Aquinas ITN Malang.
Acara kemudian dimeriahkan dengan penampilan pertunjukan seni. Mulai dari gerak dan lagu dari Anak Sekami, penampilan dari pendamping Anak Sekami, tarian dan musik solo mahasiswa dari Unit Kegiatan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Kristen (UKM KMK), tarian dari Orang Muda Katolik (OMK) dari berbagai lingkungan, dan hiburan musik keroncong serta hiburan lainnya dari umat.
“Ini pesta rakyat, bersama-sama untuk umat di lingkungan Gereja ITN Malang. Semua persembahan dari lingkungan masing-masing. Jajanan, minuman, doorprize gratis semua,” tambah Dwi Suhartono. Dimana semua yang ikut mementaskan seni mendapatkan hadiah dari panitia. Doorprize juga diberikan kepada umat yang hadir dengan menunjukkan nomor kedatangan.
Dikatakan Dwi, sesuai tema yang diangkat harapan ke depan dengan adanya gereja yang telah 8 tahun dibangun ini terus bertumbuh dalam iman, jumlah umatnya semakin bertambah, dan kegiatannya semakin beragam, terutama dari kegiatan mahasiswa Katolik di ITN Malang, dan Malang Raya.
Mendapat potongan tumpeng dari romo ternyata membawa kesan tersendiri bagi Maverick Tristan Hananto. Siswa kelas 2 SD Katolik Marsudisiwi Kota Malang ini antusias menyampaikan rasa senangnya. Pasalnya dari sekian anak, romo memilihnya. “Senang, karena teman-teman juga banyak. Tapi saya yang dapat,” ungkapnya.
Para perayaan ini Maverick juga ikut menampilkan gerak dan lagu berjudul “Ku Daki Daki Gunung yang Tinggi Yesus Besertaku” bersama Anak Sekami lainnya. Maverick yang bercita-cita menjadi seorang pilot ini berlatih tari dan nyanyi bersama Anak Sekali setiap hari Minggu usai misa.
Tak kalah meriahnya UKM KMK juga menyajikan Tari Nusantara, merupakan tarian tradisional yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Tarian ini memiliki ciri khas masing-masing, seperti gerak, musik, irama, dan pola tarian yang terpadu dalam satu pentas. Juga ada permainan solo dari alat musik sape yang merupakan alat musik tradisional Kalimantan Timur. Biasanya sape digunakan untuk mengiringi acara-acara hajatan masyarakat Suku Dayak. Sape dimainkan oleh Agusto, mahasiswa Teknik Geodesi ITN Malang yang juga anggota KMK.
Baca juga:KSR PMI Unit ITN Malang Gelar Aksi Sosial Donor Darah “Setetes Darah Anda Untuk Kemanusiaan”
Sebagai perwakilan KMK, Stephanie Amanda merasa senang bisa ikut terlibat dalam perayaan tersebut. Dia bersama mahasiswa asal Mahakam Ulu Kalimantan Timur, dan lainnya mengenakan pakaian adat berbagai daerah, dan menarikan Tari Nusantara dengan indah.
“Acara hari ini seru. Sampai kami harus menari di jalan depan gereja, karena memang panggung khusus tidak ada. Tapi asik seperti tidak ada batas dengan penonton. Harapannya semoga acara seperti ini tahun depan semakin meriah, umat semakin banyak yang hadir,” kata mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang angkatan 2024 ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)