Masuk Kurikulum Baru, Inilah Pentingnya Mahasiswa Pelajari Process Safety Management
Tofan Agung Eka Prasetya, M.KKK., Ph.D, dosen Vokasi K3 Universitas Airlangga Surabaya, memberikan Kuliah Tamu Process Safety Management di Teknik Kimia S-1 ITN Malang. (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Process Safety Management (PSM) atau sistem manajemen keselamatan sangat dibutuhkan di dunia industri. Dengan process safety management memastikan tempat kerja aman, sekaligus mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Budaya safety tidak hanya menjadi tanggung jawab perusahaan, namun juga karyawan, dan pemerintah sebagai pemangku kebijakan.
Untuk menerapkan process safety management, perusahaan harus memiliki komitmen. Hal ini disampaikan oleh Tofan Agung Eka Prasetya, M.KKK., Ph.D, dosen Vokasi K3 Universitas Airlangga Surabaya, di Kuliah Tamu Teknik Kimia S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Mengangkat tema “Implementasi Process Safety Management (PSM) di Dunia Industri”, kuliah tamu dihelat di Ruang Amphi Mesin Lt. 2, Kampus 2 ITN Malang, Jumat (05/07/2024).
“Pertama kali yang perlu dilakukan perusahaan untuk menerapkan PSM dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah komitmen. Tanpa komitmen upaya-upaya K3 akan sulit diterapkan. Komitmen dibangun dari top management,” kata Tofan.
Menurutnya dalam sistem manajemen K3 sesuai PP Nomor 50 Tahun 2012 yang menjadi aspek penting adalah komitmen. Peraturan perundangan ketenagakerjaan terkait K3 sudah mengatur bahwa K3 harus tersedia di perusahaan. “Setidaknya implementasinya harus membuat komitmen, menyediakan alat pelindung diri sebagai K3,” imbuhnya.
Perusahaan di Indonesia mulai berkembang pesat yang membutuhkan tenaga-tenaga ahli process safety dan K3. Maka mahasiswa Teknik Kimia perlu dibekali ilmu dan pengetahuan seputar process safety management. Hal ini sebagai upaya menyediakan tenaga ahli sekaligus membantu pemerintah, serta memastikan bahwa keselamatan proses terutama di industri kimia lebih baik.
“Kolaborasi antara industri, pemerintah dan akademisi menjadi penting. Bersama-sama bisa membangun K3. Kami di K3 tidak bisa bekerja sendirian. Ini adalah ilmu multidisiplin,” katanya.
Baca juga : Kenalkan Keunggulan Prodi, Teknik Kimia adakan Open House dan Trial Class
Tofan menjelaskan, untuk memasuki dunia industri mahasiswa harus paham akan implementasi process safety management. Tofan menyebutkan standar safety management yang ada di Amerika dan Eropa. Ia membandingkan standar PSM dari kedua negara tersebut sebagai pengetahuan bagi mahasiswa Teknik Kimia.
PSM merupakan seperangkat aturan yang membantu perusahaan menghindari kesalahan penanganan atau pelepasan bahan kimia yang sangat berbahaya (LOC). Berbagai pelepasan cairan dan gas beracun, reaktif, atau mudah terbakar yang melibatkan hidrokarbon (HC) dalam industri yang menggunakan bahan kimia.
Ir. Mohammad Istnaeny Hudha, ST., MT., bersama Sekprodi Teknik Kimia S-1 ITN Malang, Ir. Faidliyah Nilna Minah, ST., MT., saat mengikuti kuliah tamu Teknik Kimia ITN Malang. (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)
Ia menambahkan, secara garis besar PSM adakah bagian penting dari K3. Ahli k3 tidak bisa bekerja sendiri terkait process safety. Process safety management mengatur mulai dari pembangunan budayanya sampai melakukan continuous improvement untuk process safety.
“Langkahnya ada 20 elemen di Amerika (model Center for Chemical Process Safety/ CCPS), dan 14 elemen di OSHA. Tentunya ini semua tidak lepas dari Teknik Kimia, karena yang paham proses di industri kimia adalah mereka yang ada di Teknik Kimia,” ungkapnya.
Ir. Mohammad Istnaeny Hudha, ST., MT., dosen Teknik Kimia ITN Malang menambahkan, Prodi Teknik Kimia S-1 ITN Malang melihat peluang untuk mencetak lulusan sebagai tenaga ahli process safety. Menseriusi hal tersebut Prodi Teknik Kimia memasukkan process safety menjadi bagian dari kurikulum baru. PSM menjadi bagian yang penting dalam industri baik industri oil and gas, Petrokimia, chemical, paper dan lainnya.
“Sebenarnya men power yang belajar mengkaji process safety masih terbatas. Sementara kebutuhan process safety management di industri sangat banyak. Ini menjadi peluang luar biasa lulusan Teknik Kimia untuk bisa memanfaatkan momen. Kedepannya diharapkan bisa menjadi keunggulan Prodi Teknik Kimia ITN Malang,” ujar Istnaeny.
Menurutnya, hampir seluruh industri mewajibkan sertifikasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) termasuk process safety management. Didalamnya ada health, safety, security, and environment (HSSE), health, safety, and environment (HSE), health, safety, quality and environment (HSQE), dan health, safety, environment and quality (HSEQ).
“Secara prinsipal muaranya sama yaitu health, safety, and environment. HSE adalah satu bagian di process safety management dimana di dalamnya terlibat langsung anak Teknik Kimia. Kalau ahli K3 analisa resiko dari sisi manusianya, sementara Teknik Kimia dari sisi prosesnya,” bebernya.
Istnaeny melanjutkan, basic mahasiswa Teknik Kimia belajar tentang proses. Dimana proses digambarkan dalam bentuk blok diagram. Kemudian berkembang ke bentuk Process Flow Diagram (PFD) atau ada yang menyebut flow sheet . Kemudian PFD akan diterjemahkan dalam ke bentuk P&ID (Piping & Instrumentation Diagram).
Baca juga : ITN Malang Kukuhkan Guru Besar Pertama Teknik Industri
Salah satu keunggulan Teknik Kimia adalah mampu menganalisa resiko dari blok diagram, PFD, P&ID, dan deskripsi proses. Mahasiswa bisa belajar tentang analisa resiko berdasarkan proses,” tuntasnya. Rencananya Teknik Kimia juga akan menyelenggarakan workshop terkait P&ID, dan hazard analysis proses (HAZOP) bersama alumni Teknik Kimia ITN Malang yang memiliki kompetensi tersebut. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)