Wisudawan Teknik Kimia Ubah Daun Seledri menjadi Teh Herbal
Valerie Alpenada lulusan terbaik Prodi Teknik Kimia S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI), ITN Malang pada wisuda periode I tahun 2023. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Potensi sayuran yang luar biasa di Kota Batu mendorong Valerie Alpenada berinovasi mengolah produk pertanian khususnya daun seledri. Seledri banyak ditanam oleh masyarakat Desa Sumberejo, Kota Batu, dan saat panen kerap berlebih yang berpotensi membusuk dan terbuang.
Lulusan terbaik Prodi Teknik Kimia S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini bersama timnya berinovasi membuat teh herbal dari bahan daun seledri. Kini masyarakat yang mayoritas ibu-ibu bisa mandiri membuat produk teh daun seledri.
“Produk teh herbal ini kami buat berkolaborasi dengan beberapa bidang konsentrasi di Prodi Teknik Kimia,” ujarnya yang ikut diwisuda pada wisuda periode I tahun 2023 lalu.
Pemilik IPK 3,65 ini menjelaskan, teh herbal memanfaatkan daun seledri berkualitas baik. Timnya berinovasi membuat empat varian rasa. Antara lain teh daun seledri-pandan, teh seledri-daun salam, teh seledri-daun jeruk, dan teh seledri-daun sereh. Dari varian ini rasa paling enak menurut ibu-ibu adalah teh seledri-salam, baunya bisa menyatu. Sementara teh seledri-pandan yang paling dominan adalah bau pandan.
Pembuatan teh seledri tergolong mudah. Pertama-tama daun seledri yang sudah dicuci di sortir untuk memisahkan daun seledri dari batang. Kemudian daun seledri dicacah dan dikeringkan menggunakan metode sinar matahari atau menggunakan alat dehidrator. Setelah kering daun seledri di blender menjadi simplisia (bubuk).
Baca juga : Angkat Limbah Kemiri Sebagai Biodiesel Mahasiswa Teknik Kimia Raih Best Presentation
Untuk membuat teh herbal maka simplisia seledri ditambah dengan simplisia dari daun jeruk, daun pandan, daun salam, daun sereh yang sebelumnya dikeringkan di bawah sinar matahari. Daun seledri kemudian dicampur dengan empat jenis daun ini. Masing-masing dengan perbandingan 3:1 (daun varian). Baru terakhir teh dimasukkan ke dalam pouch teh (kantong) untuk menjadi teh celup yang praktis.
Valerie Alpenada saat mengikuti kegiatan PPK Ormawa di Desa Sumberejo, Kota Batu. (Foto: Istimewa)
“Perbandingan tersebut merupakan angka yang ideal dari hasil uji kadar air, flavonoid dan oksidan. Dengan perbandingan tersebut hasilnya lebih bagus,” tambahnya.
Putri dari pasangan Hadi Sumari dan Antik Novisari ini menjelaskan, teh herbal daun seledri memiliki banyak khasiat. Utamanya adalah untuk menurunkan hipertensi dan menaikkan antioksidan dalam tubuh. Kandungan antioksidan dan flavonoidnya cukup tinggi. Selain itu, juga mengandung vitamin dan mineral. Potasium dan kalsium untuk kesehatan jantung. Folat dan vitamin K yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan pembekuan darah.
“Manfaat daun seledri selama ini kita ketahui adalah untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Hanya saja tidak boleh berlebih dalam mengkonsumsi, nanti bisa drop atau anemia,” terangnya.
Baca juga : Bina Desa Mahasiswa Teknik Industri Berikan Edukasi PHBS, Menggambar, Hingga Game
Karena inovasinya itu, penelitian Valerie dan timnya mendapat pendanaan dari Kemendikbud Ristek dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, lewat program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2022. “Capaian dari riset ini masyarakat harus bisa menghasilkan (membuat) teh sendiri. Dan kami bersyukur mereka sudah mengaplikasikannya,” tuturnya.
Untuk penelitian teh herbal daun seledri Valerie dibimbing oleh Faidliyah Nilna Minah, ST.,MT. Sementara untuk skripsi Valerie mengangkat judul Pra Rencana Pabrik Karbon Tetraklorida dari Karbon Disulfida dan Klor dengan Proses Klorinasi Kapasitas Produksi 50.000 Ton/Tahun dibawah bimbingan dosen yang sama. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)