Raid Baret Menwa ITN Malang Gembleng Kesadaran Bela Negara
Resimen Mahasiswa (Menwa) 825 Cakra Buana Sastra ITN Malang melakukan kegiatan Raid Baret pada 22-34 Februari 2019 yang lalu. Selain dari ITN Malang, kegiatan pengambilan baret ungu ini diikuti oleh menwa dari beberapa universitas se-Malang yakni, Universitas Katolik Widya Karya, IKIP Budi Utomo (IBU), dan Universitas Islam Raden Rahmat. Kegiatan gabungan ini diawali dengan long march dengan jarak tempuh 30 km dari Kecamatan Pagak sampai Pantai Ngliyep.
“Raid Baret maksudnya penempuhan. Tujuannya untuk kesadaran bela negara, wawasan kebangsaan, dan kedisiplinan. Sebelum kegiatan ini, peserta sudah mengikuti pendidikan 20 hari di Rindam IV Diponegoro Mageng, dan sekarang kembali ke kesatuan masing-masing untuk melakukan pengambilan baret,” terang Malvin Deni Wijaya, Komandan Satuan Tugas Menwa ITN Malang (Unit Kegiatan Mahasiswa/UKM Menwa).
Mahasiswa Pasca Sarjana Prodi Manajemen Industri ini menjelaskan, sebelum terjun ke medan penempuhan, peserta sudah dibekali terlebih dahulu dengan data, ilmu tentang kompas, survival (pertahanan hidup). Materi-materi tersebut akan berguna saat kegiatan Raid Baret, karena peserta akan diberi problem jungle seperti membuat pertahanan dan penyamaran, mengantar pesan, jalan peta, survival, caraka malam dengan melintasi hutan.
“Peserta juga akan melewati rintangan dan tantangan, harus bisa survive atau bertahan hidup dengan kondisi alam sekitar. Ini untuk membentuk mental dan jiwa mereka. Tapi jangan khawatir, faktor keselamatan tetap kami awasi,” imbuhnya. Untuk itu panitia sudah menyiapkan armada mobil, serta bekerjasama dengan koramil dan puskesmas setempat.
Menurut mahasiswa asal Pasuruan ini, Raid Baret sudah menjadi agenda tahunan Menwa, dan wajib diikuti oleh anggota baru. Setelah menempuh perjuangan tersebut pada akhirnya anggota baru akan memperoleh dan mendapat penyematan baret unggu sebagai kebanggaan anggota Menwa.
“Memakai baret ungu merupakan kebanggaan tiap anggota Menwa. Harapannya mereka bisa menjadi mahasiswa yang punya ilmu dan mental yang kuat, serta belajar ilmu keprajuritan, disamping kewajibannya sebagai mahasiswa,” pungkas Malvin.(mer/humas)