Mahasiswa ITN Malang Membuat Power Bank dari Arang, Air, dan Garam
Tim MOBA ITN Malang menunjukkan hasil karyanya berupa prototipe. (Foto: Istimewa)
Mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berhasil membuat prototipe power bank berbasis arang. Mereka adalah Bagus Saputra, Agung Darmawan, dan Abdul Aziz Akbar Siliwangi. Ketiga mahasiswa Teknik Elektro S-1 ini membuat MOBA “Mobile Charging Berbasis Arang” yang diikutkan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta dan lolos pendanaan 2019, yang diadakan oleh Kemenristekdikti.
“Alat ini digunakan untuk menggantikan power bank sebagai alat bantu pengecasan handphone saat berada di perjalanan atau di luar ruangan. Kalau dayanya habis bisa diisi dengan elektrolit berupa air garam,” terang Bagus Saputra saat ditemui beberapa waktu lalu. Prototipe ini akan terus dikembangkan agar dapat digunakan pula sebagai penerangan dengan penambahan berupa lampu LED dan bisa digunakan sebagai lampu darurat pada saat darurat.
MOBA sendiri masih menurut Bagus, digunakan untuk pengecasan smartphone saat tidak ada listrik. Bahan yang digunakan adalah air sebanyak 300 cc dan dua sendok garam. Air garam digunakan karena mengandung senyawa klorida, yang jika bertemu air akan membentuk elektrolit.
Cara kerjanya, aliran listrik akan mengalir saat larutan garam bertemu dengan magnesium dan oksigen. Oksigen didapatkan dari karbon aktif atau arang yang bertemu dengan air. Arang aktif ini juga bisa disebut sebagai membran katoda udara yang menyerap masuk oksigen dan menghambat air keluar.
Bagus, Ketua Tim Moba mengungkapkan, kendala yang mereka temui ada pada bagian pembuatan katoda, pasalnya dalam tim mereka semua mahasiswa elektro. “Kendalanya dalam pembuatan membran katup udara untuk proses oksidasi oksigen. Itu merupakan proses kimia, sedangkan kami semua dari Teknik Elektro,” ungkap mahasiswa semester 4 ini.
Lebih lanjut Bagus menjelaskan, proses kimianya ion dari air garam membantu perpindahan elektron dari katoda ke anoda. Kemudian dihubungkan ke inverter untuk mendapatkan tegangan namun harus disesuaikan dengan kebutuhan mobil charger.
Prototipe MOBA memiliki panjang 25 cm dengan lebar 12 cm dan tinggi 8 cm. Menggunakan dua cell baterai dengan dua membran dan dua magnesium sebagai kutub. Cara pengisiannya mudah, dengan membuka tutup karet yang ada dibagian atas dan diisi dengan 300 cc air dan dua sendok garam. Untuk menjada kestabilan tegangan maka selang 6-8 jam air harus diganti.
“MOBA ini bisa menghasilkan arus listrik hingga 3 volt, sementara dayanya setara dengan 6 buah baterai, atau lebih dari 5.000 kWh. Untuk pengujiannya kami menghubungkan MOBA pada smartphone menggunakan kabel USB,” pungkas Bagus.
Desian prototipe terus disempurnakan, apalagi sebelumnya kapasitas tangki penyimpanan masih kurang besar. Mereka juga menambahkan baterai sebagai daya simpan listrik dan penambahan charger baterai tambahan untuk mempermudah penggunaan dan mencapai daya yang diinginkan. (me/humas)