Mahasiswa ITN Malang Melenggang ke PON 2020 di Papua Cabor Woodball
Alfi Izza Brila (tiga dari kanan) lolos ke PON 2020 di Papua cabor woodball. (Foto: Istimewa)
Alfi Izza Brila, mahasiswa Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang melenggang ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 di Papua. Alfi mewakili Provinsi Jawa Timur dalam cabang olahraga (Cabor) woodball setelah sebelumnya meraih medali perak dalam seleksi babak kualifikasi Pra PON ke 20 tingkat nasional di Tangerang Selatan, tanggal 4-7 Juli 2019 yang lalu. Alfi bersama pasangannya Nurul dari Dispora Surabaya bermain pada nomor Womens Double Fairways Competition.
“Pasangan dalam woodball memang umum, dan olahraganya sendiri bisa dimainkan oleh segala usia,” terang Alfi. Woodball sendiri merupakan olahraga mirip dengan golf namun terbuat dari kayu. Dimainkan di luar ruangan baik secara perorangan maupun tim, dengan cara memukul bola sampai menerobos gawang yang ada disetiap fairway (lintasan) dengan jumlah pukulan sesedikit mungkin.
Lapangan Puspiptek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) menjadi saksi saat Alfi bertanding bersama total 130 orang dari 13 provinsi yang mengikuti cabang olagraga woodball. Sedangkan dari hasil kualifikasi Pra PON, yang mewakili Jawa Timur nantinya ada 5 orang, tim putri 4 orang dan putra 1 orang. Alfi sendiri akan bermain di double dan tidak menutup kemungkinan dinomor lainnya.
Perjalanan mahasiswa semester 5 ini tidak serta merta begitu saja ikut seleksi tingkat nasional. Sebelumnya Alfi lebih dulu mengikuti seleksi tingkat daerah di Jawa Timur pada bulan Mei 2019. Dari 30 orang yang ikut seleksi, Alfi akhirnya lolos. “Waktu di Jatim diambil 6 orang putra-putri. Tapi, ternyata yang diberangkatkan 6 putri dan 7 putra,” tambahnya.
Pengalaman kali pertama lolos PON membawa kesan tersendiri bagi Alfi. Apalagi PON merupakan ajang bergengsi tingkat Nasional sehingga dia lebih bersemangat. Untuk itu persiapan mental serta makanan berusaha ia jaga. “Kalau makanan masih biasa belum ada yang khusus, tapi persiapan mental dan fisik yang lebih fokus. Latihan fisik lebih diperbanyak dengan jogging di lingkungan rumah sebelum nanti ikut karantina di Surabaya,” terangnya. Putri tunggal pasangan Budi Cahyono dan Ani Rochana ini memiliki mimpi bahwa suatu saat cabang olahraga woodball bisa masuk ke Asean Game, sehingga ia bisa ikut bertanding di dalamnya.
Sementara itu Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Kustamar, MT memberi apresiasi besar kepada semua mahasiswa berprestasi tak terkecuali kepada Alfi. Hal ini terungkap saat diterimanya Alfi di ruang rektor di gedung rektorat kampus I ITN Malang Kamis, (11/7/19) bersama wakil rektor III dan Ketua Program Studi Teknik Lingkungan, Sudiro ST,MT. Rektor bersama jurusan mensupport dengan memfasilitasi ujian susulan kepada mahasiswa berprestasi baik akademis maupun non akademis. Mengingat kualifikasi Pra PON tersebut diadakan saat ITN Malang menggelar ujian ECP (Evaluasi Capaian Pembelajaran). Begitu pula dosen juga memberi toleransi waktu kuliah dan tugas kepada mahasiswa dengan jadwal yang lebih luwes, bukan ditiadakan.
“Saya sebagai pimpinan senang sekali ada mahasiswa yang luar biasa (berprestasi). Sebelum berangkat persiapannya bagus, berproses dengan serius sehingga menghasilkan prestasi yang tidak mengecewakan. Selamat atas prestasinya semoga menjadi penyemangat teman-temannya yang lain (untuk berprestasi) sehingga bisa menjadi ikon ITN,” ujar rektor. Menurut rektor, prestasi/soft skill tersebut bisa menjadi nilai lebih bagi mahasiswa dibanding hanya fokus belajar saja.
Sementara itu Wakil Rektor III, Fourry Handoko, ST.,SS.,MT.,Ph.D mengatakan, support Kampus Biru merupakan bukti bahwa kebijakan institusi berpihak pada pengembangan mahasiswa. Mahasiswa di-support untuk bisa berkreasi, mewujudkan mimpi-mimpi tanpa batas, dan bisa mengoptimalkan talenta-talenta mereka. ITN Malang memberikan support dan terlibat langsung dalam membangun karakter mahasiswa untuk bisa bersaing.
“Semua lini kami support, baik orahraga, kegiatan ilmiah, akademis dan semua kegiatan yang positif dalam pengembangan soft skill mahasiswa. Kalian sudah terjun, maka jangan tanggung-tanggung raihlah mimpi kalian,” tutup Fourry. (me/humas)