KSR PMI Unit ITN Malang Sebelum Donor Darah, Yuk Persiapkan Fisik
Rahadatul Aisy Nafila Dhanarsari, mahasiswa Teknik Sipil S-1 ITN Malang bersiap mendonorkan darahnya pada kegiatan donor darah KSR PMI Unit ITN Malang. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – KSR PMI Unit Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menggelar donor darah di depan Auditorium Kampus 1 ITN Malang, Senin (10/10/2022). Kegiatan donor darah secara langsung yang diadakan kali pertama sejak pandemi Covid-19 ini bekerja sama dengan Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang.
M Aldi Adriansyah, Ketua KSR PMI Unit ITN Malang mengatakan, kegiatan donor darah diadakan untuk mengenalkan kepada mahasiswa pentingnya donor darah bagi kesehatan. Serta untuk mengenalkan kegiatan UKM KSR PMI Unit ITN Malang.
“Donor darah penting sekali untuk kesehatan, dan juga sebagai aksi nyata membantu orang yang membutuhkan darah,” ujar Aldi saat ditemui di lokasi kegiatan.
Kegiatan donor darah menjadi agenda rutin KSR PMI Unit ITN Malang tiap tahunnya. Selama pandemi, dimana kegiatan serba dibatasi UKM inipun masih mengadakan donor darah. Mereka merekrut calon pendonor dan diajak ke UDD (unit donor darah) PMI Kota Malang.
“Dulu pernah (saat covid) diadakan donor darah. Kami berkumpul di kampus, dan bersama-sama ke unit donor darah PMI Kota Malang. Dengan kegiatan ini kami ingin mengenalkan kepada mahasiswa dan masyarakat pentingnya donor darah bagi kesehatan,” imbuh mahasiswa informatika ini.
Baca juga : 30 Lembaga Sosial dan Pendidikan jadi Sasaran Duta Mahasiswa Satgas Covid-19 ITN Malang
Bagi kesehatan, rutin donor darah dapat mendeteksi penyakit, menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah, serta membantu menurunkan berat badan.
Syaratnya pun mudah jika ingin menjadi pendonor. Namun, target 30 ampul darah (kantong darah) kenyataanya baru terpenuhi 50 persen pada kegiatan kali ini. Padahal mahasiswa dan staf ITN Malang yang mendaftar donor darah melebihi dari target.
Menurut Heppy Endahsari penanggung jawab pengambilan darah PMI Kota Malang, membutuhkan persiapan bagi pendonor yang akan mendonorkan darahnya. Kebanyakan mahasiswa yang mendaftar tidak bisa melanjutkan donor darah karena tidak lolos screening.
“Banyak yang gugur tidak lolos penyaringan. Sebagian besar karena belum sarapan, dan tidur diatas pukul 12.00 WIB. Apalagi kalau baru pertama kali donor darah harus istirahat cukup minimal 5 jam. Harus sarapan, dan jarak sarapan ke proses donor darah minimal 3 jam. Ini tadi banyak yang belum sarapan,” katanya.
Menurut Heppy, ketika baru kali pertama donor dan belum sarapan biasanya akan mengakibatkan resiko seperti pucat kurang darah/anemia. Hal ini bisa terjadi karena darah yang keluar dari tubuh terlalu banyak, gangguan asupan makanan, atau gangguan pada penyerapan (saluran cerna).
Selain itu, yang harus dipersiapkan oleh pendonor darah lainnya adalah, berat minimal 45 kg, interval donor darah minimal dua bulan atau 60 hari, bagi wanita tidak sedang haid, tidak minum obat dalam 3 hari sebelum donor darah, kondisi fisik sehat tidak batuk/pilek/demam, tekanan darah cukup minimal 90/60 mmHG dan maksimal 60/100 mmHG, serta Hb normal 12.5 -17 g/dL (gram per desiliter).
“Darah yang diambil 350 ml. Makanya berat minimal harus 45 kg, kalau kurang dikhawatirkan dapat mengganggu sistem kerja tubuh. Nanti setelah donor, pendonor akan mendapatkan asupan vitamin, telur, roti, susu, dan air mineral. Selesai donor harus sering-sering minum air putih untuk mengganti cairan,” tandasnya.
Baca juga : Wujud Solidaritas Tragedi Stadion Kanjuruhan, ITN Malang Adakan Doa Bersama
Mengusung semboyan “siamo tutti fratelli” (kita semua bersaudara), donor darah KSR PMI Unit ITN Malang diikuti juga oleh Rahadatul Aisy Nafila Dhanarsari. Mahasiswa Teknik Sipil S-1 ini baru kali pertama menjadi pendonor darah. Keinginan Aisy berdonor sebenarnya sudah lama, namun baru terlaksana ketika ia kuliah.
“Dulu kakak pernah pendarahan sewaktu melahirkan. Alhamdulillah mendapatkan pendonor darah. Makanya saya juga ingin berbagi darah bagi sesama yang membutuhkan,” katanya. Ia berharap teman-teman mahasiswa lainnya bergerak hati mendonorkan darahnya untuk membantu orang yang membutuhkan. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)