Bersama Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, ITN Malang Proaktif Beri Sertifikasi Kompetensi Bidang Konstruksi ke Alumni
Sebanyak 75 alumni ITN Malang mengikuti uji sertifikasi kompetensi bidang konstruksi.
Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) memfasilitasi Uji Sertifikasi Kompetensi Bagi Lulusan Perguruan Tinggi Bidang Konstruksi (Jenjang 6) bersama Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Kegiatan ini atas kerja sama Pusat Karir ITN Malang dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah (BJKW) IV Surabaya. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Subbag Umum & Tata Usaha, BJKW IV Surabaya, Esthy Dwinda P, S.Sos., MT.
Sebagai perguruan tinggi yang proaktif dalam mendukung program sertifikasi tenaga kerja konstruksi, ITN Malang mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, BJKW IV Surabaya. Uji sertifikasi kompetensi dilaksanakan secara luring di Aula Kampus 1 ITN Malang pada Kamis (21/11/2024).
Diikuti 75 alumni dari berbagai jurusan di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), dan Fakultas Teknologi Industri (FTI). Dengan tujuan untuk meningkatkan dan menghasilkan sumber daya manusia di bidang konstruksi yang kompeten dan bersertifikat sesuai standar nasional maupun internasional.
Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D., mengapresiasi Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Konstruksi yang telah memberikan hibah uji sertifikasi kompetensi secara gratis. Menurutnya ini merupakan kesempatan yang baik bagi lulusan ITN Malang untuk bisa memperoleh pengakuan kompetensi bidang konstruksi.
“Terima kasih kementerian dan balai jasa konstruksi bisa memfasilitasi alumni kami. Kesempatan ini juga mohon digunakan sebaik-baiknya untuk melengkapi portofolio alumni, sehingga bisa mendukung dalam berkarir. Karena memang biayanya tidak murah,” ujar rektor saat membuka acara.
Baca juga:Kuliah Lapangan 2024 Teknik Sipil Kunjungi Empat Tempat, Mulai Perusahaan Hingga Bendungan
Menurut rektor, sertifikasi penting untuk menghadapi persaingan didunia kerja. Karena persaingan saat ini tidak hanya bersaing dengan sesama teman, namun juga artificial intelligence (AI) dan tenaga kerja dari luar negeri.
Rektor berharap kedepan tiap program studi di ITN Malang mempunyai studi kompetensi masing-masing. Beberapa prodi sudah konsisten menyelenggarakan uji kompetensi bekerja sama dengan lembaga sertifikasi profesi. Untuk menghadapi uji kompetensi tersebut ITN Malang berkomitmen menyiapkan skill mahasiswa lewat perkuliahan, praktikum, tugas, dan pembekalan.
Bersama Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, ITN Malang fasilitasi uji sertifikasi kompetensi bidang konstruksi.
“Sehingga pada waktu uji kompetensi mereka sudah siap, dan bisa lulus 100 persen. Harapan kami nanti bisa dilaksanakan secara rutin, dan banyak yang mengikuti,” ujarnya.
Esthy Dwinda P, S.Sos ., MT., saat membacakan sambutan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, BJKW IV Surabaya menyatakan hal senada dengan rektor. Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, sektor konstruksi menghadapi tantangan yang kian kompleks. Maka, dibutuhkan tenaga kerja konstruksi yang berkompeten, dan memiliki kualifikasi yang diakui secara nasional maupun internasional.
“Dengan adanya jenjang sertifikasi 6, kami harapkan lulusan konstruksi di ITN Malang dapat menjadi tenaga profesional yang berdaya saing, berkualitas, dan siap terjun ke lapangan,” katanya.
Menurut Esthy, BJKW IV Surabaya dibawah Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR memiliki alokasi anggaran untuk ikut bertugas membina dan mencetak tenaga kerja konstruksi melalui kegiatan sertifikasi. Pada uji sertifikasi kali ini ada tiga bidang sertifikasi. Yakni, Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung, Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan, serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Mitra kerjanya meliputi organisasi perangkat daerah (OPD) provinsi, kabupaten, dan kota, SMK, perguruan tinggi khususnya yang memiliki bidang konstruksi. BJKW IV Surabaya telah melakukan uji sertifikasi di berbagai universitas di 6 provinsi di bawah wilayah kerjanya.
“Sesuai dengan amanat undang-undang. Misal kita bergerak di bidang konstruksi mau melamar di kontraktor/bidang jasa wajib memiliki sertifikat konstruksi. Berlaku juga pada pelaku jasa konstruksi, penyedia, tukang, maupun pemilik proyek harus bersertifikat,” ujarnya.
Untuk itu BJKW menunjuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bina Konstruksi Nusantara, dan Manajemen Konstruksi Nusantara untuk melaksanakan sertifikasi di ITN Malang. Dimana untuk jenjang 1-6 merupakan jenjang terampil, dan 7-9 merupakan jenjang ahli. Sertifikasi jenjang 6 berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang kembali.
“Kami berharap institusi perguruan tinggi, dan SMK yang memiliki bidang konstruksi bisa proaktif dalam memberikan sertifikasi kepada anak didiknya. Bisa langsung ke kami mengajukan permohonan pemberian sertifikat. Nanti akan kami tindak lanjuti pelaksanaan kegiatannya. Kita bersama bisa cetak tenaga kerja konstruksi agar mereka mampu bersaing,” pungkasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)