Ikut Peduli Terhadap Kualitas Air Sungai Brantas, ITN Malang Dukung Brantas Project Clean Industry Initiative
Kaprodi Teknik Lingkungan S1 ITN Malang, Dr. Evy Hendriarianti, ST., M.MT., (paling kanan) bersama Paul Wolbers (Senior Project Manager of TAUW), dan Mirit Hoek (Water Technology Advisor of TAUW), saat kuliah tamu di Kampus 2 ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) turut mendukung Proyek Brantas Clean Industry Initiative (CII). Lewat rekognisi empat prodi yakni prodi teknik lingkungan S1, teknik mesin D3, dan teknik elektro S1, serta teknik informatika S1, melalui kerja sama dengan Perum Jasa Tirta (PJT) 1.
Untuk lebih mengenalkan proyek kepada mahasiswa, maka Prodi Teknik Lingkungan S1 ITN Malang menyelenggarakan kegiatan kuliah tamu, pada Senin dan Rabu (13 dan 15/11/2023), dan study excursion (SE) ke industri penerima hibah, pada Selasa (14/11/2023). Kuliah tamu diikuti oleh mahasiswa dari Teknik Lingkungan, Teknik Mesin D3, Teknik Elektro, dan Teknik Informatika ITN Malang. Dengan menghadirkan narasumber dari TAUW, Paul Wolbers (Senior Project Manager of TAUW), dan Mirit Hoek (Water Technology Advisor of TAUW), di Ruang Amphi Lt 2, Kampus 2 ITN Malang, Senin (13/10/2023).
Team Leader ITN Malang, sekaligus Kaprodi Teknik Lingkungan S1 ITN Malang, Dr. Evy Hendriarianti, ST., M.MT., menyatakan, Proyek Brantas WP (Work Package) CII merupakan kepedulian Netherlands Enterprise Agency (RVO) – Belanda terhadap permasalahan kualitas air Sungai Brantas di Indonesia. Dimana Sungai Brantas merupakan sungai strategis nasional yang batas administrasinya meliputi 18 kabupaten dan 6 kota di wilayah Jawa Timur termasuk Kota Malang.
Proyek tersebut dipimpin oleh TU Delft (Technische Universiteit Delft) dengan konsorsium TAUW merupakan perusahaan konsultan teknik lingkungan Eropa, stakeholders pengelola Brantas PJT 1, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), DLH Jawa Timur, dan LSM Ecoton (Ecoton adalah gerakan sosial baru yang memberikan perubahan kepada masyarakat tentang pengetahuan dan kesadaran terhadap lingkungan).
Baca juga : Rakernas IMTLI 2023: Bersama Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia Menuju Indonesia Lestari
“Keterlibatan ITN Malang dalam kegiatan ini sudah berjalan sejak akhir tahun 2022. Proyek turut melibatkan mahasiswa teknik lingkungan dalam melaksanakan survei ke industri yang akan menerima hibah IPAL dari kinerja pengelolaan air limbah industri, perhitungan desain, konstruksi dan pemeliharaan IPAL. Semua dilaksanakan melalui pembelajaran mata kuliah kerja praktek,” kata Evy, saat membuka kuliah tamu.
Menurut Evy, kolaborasi berlanjut pada kegiatan kuliah tamu, dan SE untuk mendukung program MBKM, praktisi mengajar, dan pembelajaran berbasis proyek. Kegiatan ini dalam upaya memenuhi standar pendidikan nasional no.3 tahun 2020 yang mengharapkan prodi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar prodi dan kampus.
Ikut peduli terhadap kualitas air Sungai Brantas, ITN Malang turut mendukung Brantas Project Clean Industry Initiative serta adakan kuliah tamu. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
“Disini (kuliah tamu dan SE) mahasiswa bisa belajar pengaplikasian keilmuan di lapangan. Kedua industri yang mendapat hibah, yakni industri pembuatan tahu, dan kripik usus juga bisa dijadikan tempat penelitian bagi teknik lingkungan, teknik mesin D3, dan teknik elektro. Karena disana ada pengolahan IPAL, IPAL kontainer yang dibuat oleh teknik mesin D3, dan PLTS dari teknik elektro,” tuntasnya.
Sementara bagi Paul dan Mirit memberi kuliah tamu di Teknik Lingkungan ITN Malang adalah kali kedua. Sebelumnya mereka berdua pernah memberikan kuliah tamu online pada acara Rakernas Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia (IMTLI) 2023 pada Mei 2023 lalu.
Kuliah tamu mengambil tema Wastewater Treatment for Industries. Paul dan Mirit membuka kuliah tamu dengan penjelasan pemanfaatan air untuk kebutuhan manusia. Air digunakan sebagai air minum, kebutuhan pada industri pertanian dan perkebunan, rekreasi, fungsi ekologi/tempat hidup hewan dan tumbuhan, pembangkit tenaga listrik, dan lain sebagainya. Maka, pengelolaan air dan pendistribusiannya kepada berbagai pengguna kualitas dan kuantitasnya harus terkoordinasi.
Air permukaan sedapat mungkin menjadi lingkungan hidup yang seimbang bagi tumbuhan dan hewan. Sementara kualitas air sungai saat ini sudah terganggu akibat banyaknya zat organik, nutrisi, dan racun akibat pencemaran dari aktivitas manusia.
Mereka juga memberi wawasan tentang proses pengolahan IPAL di Negara Belanda. Dimana semua limbah domestik dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah besar yang diolah oleh pemerintah. Sementara untuk limbah industri, tiap industri atau perusahaan sudah memiliki pengolahan air limbah sendiri. Ada juga industri yang kemudian setelah mengolah air limbahnya dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah besar.
“Untuk pengolahan air limbah domestik semua penduduk sudah diharuskan membayar. Industri selain mengolah air limbah sendiri, juga ada yang membayar untuk membiarkan air limbahnya diolah di instalasi pengolahan air limbah yang besar,” tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)