Bantu Penderita Diabetes Mahasiswa ITN Malang Buat Beras Analog dari Rumput Laut
Tim PKM RE ITN Malang 2023 membuat beras analog dari limbah rumput laut untuk penderita diabetes melitus. (Foto: Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Diabetes mellitus (DM) atau kencing manis bisa menyerang siapa saja. Tidak hanya orang tua namun juga anak-anak. Apalagi dengan mudahnya ditemui makanan dan jajanan yang tidak dipastikan semua berbahan aman dan sehat. Seperti diketahui penyakit diabetes beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan.
Diabetes mellitus merupakan penyakit dimana kadar gula dalam darah cukup tinggi. Ini disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin sehingga gula di dalam darah tidak dapat dimetabolisme.
Tingginya penyakit diabetes di masyarakat menjadi keprihatinan mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Untuk itu melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM RE) 2023 lima mahasiswa ITN Malang membuat beras analog dari limbah rumput laut yang diberi merek Cottoni’s Rice. Dengan judul Beras Analog dari Limbah Rumput Laut Terfortifikasi Isolat Kedelai Sebagai Diversifikasi Pangan Penderita Diabetes Mellitus.
Mereka berlima adalah empat mahasiswa dari teknik kimia S-1 yakni, Dio Ajeng Oktavian (2021), Miraekel January E.P (2020), Qori Kurrota Aini (2020), Dzaky Aqillah F (2021), dan satu mahasiswa dari teknik mesin S-1 Miftachul Arif Pratama (2021), dengan dosen pembimbing dari teknik kimia Dr. Elvianto Dwi Daryono, S.T., M.T.
Baca juga : Bina Desa Aktari 2023, Mahasiswa Teknik Kimia Olah Potensi Desa Pesanggrahan
“Kami melihat penderita diabetes melitus di Indonesia semakin tinggi. Sementara di Indonesia juga banyak terdapat limbah rumput laut yang kalau diolah bisa sebagai asupan pengganti nasi pada penderita diabetes mellitus,” terang Dio Ajeng Oktavian, ketua tim saat dihubungi lewat sambungan Whatsapp.
Dio Ajeng menjelaskan, jenis rumput laut yang digunakan sebagai beras analog adalah rumput laut Eucheuma Cottoni. Rumput laut jenis ini memiliki kandungan fucoxanthin dan alginat yang bermanfaat besar untuk mengurangi resistensi insulin dan menstabilkan kadar gula darah. Rumput laut juga memiliki serat tinggi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan serat tanpa meningkatkan jumlah kalori.
Cottoni’s Rice beras analog rumput laut karya mahasiswa ITN Malang.
“Selain itu kami juga membutuhkan isolat kedelai guna menambah protein di dalam mikronutrien pada beras analog yang kami buat,” tambahnya.
Untuk membuat beras analog dibutuhkan tepung rumput laut. Pertama-tama rumput laut dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil. Lalu dikeringkan dengan cara mengurangi kadar air dengan alat Dehydrator. Setelah kering dihaluskan dengan blender dan diayak untuk mendapatkan tepungnya. Nah, tepung rumput laut ini kemudian ditambah isolat kedelai, air, dan beberapa bahan lainnya baru kemudian dicetak, dan dikeringkan.
Rumput laut dan bahan-bahan lainnya memang mudah didapat. Namun sayangnya mereka kesulitan mencari alat yang digunakan untuk mencetak bahan menjadi beras analog. Kalaupun membeli harga alatnya berkisar belasan juta rupiah. Hal ini membuat ke 5 mahasiswa ITN Malang harus memutar otak. Tidak kehabisan akal mereka akhirnya memanfaatkan alat penggiling daging.
“Sulit mencari alat pencetaknya. Jadi kami memanfaatkan penggilingan daging dengan sedikit modifikasi menambah mata pisau untuk membentuk beras sesuai yang kami inginkan,” kata Dio Ajeng.
Baca juga : Angkat Permasalahan Emisi CO2, Duo Mahasiswi Teknik Kimia Lolos Grand Final Kompetisi Essay
Setelah semua selesai, mereka baru melakukan analisa untuk mendapatkan kelayakan dari produk beras analog rumput laut sesuai dengan SNI. Point pentingnya yaitu bisa diaplikasikan kepada penderita diabetes mellitus sebagai asupan pengganti nasi.
“Harapannya manfaat beras analog ini mampu memberi solusi bagi penderita diabetes mellitus. Dan bisa membawa kami bertemu dengan teman-teman PKM dari seluruh Indonesia. Ide positif kami semoga bisa membuktikan bahwa mahasiswa ITN Malang mampu bersaing di PKM”, tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)